Latihan Soal ULUM semester 2 th 2013-2014

Download di Sini

Latihan Soal Ulangan Umum Semester 2

contoh soal latihan bisa diunduh di SINI atau SINI

Unsur - unsur Instrinsik Cerpen

Menurut Nurgiyantoro dalam bukunya Pengkajian Prosa Fiksi unsur- unsur intrinsik ialah unsur- unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur- Unsur-unsur intrinsik tersebut antara lain sebagai berikut.

  1. Tema cerita
  2. Alur cerita
  3. Penokohan
  4. Latar
  5. Sudut pandang pengarang
  6. Gaya bahasa dan nada


Tugas Akhir Semester

1. Apa tema cerpen tersebut?
2. Bagaimana alur atau plot yang digunakan dalam cerpen tersebut?
3. Sebutkan tokoh-tokohnya dan jelaskan perwatakannya!
4. Jelaskan setting atau latar yang digunakan!
5. Jelaskan sudut pandang dalam cerpen tersebut!
6. Apakah amanat yang ingin disampaikan pengerang dalam cerpen tersebut!
7. Jelaskan gaya bahasa yang digunakan oleh pengarang!
8. Berikan pendapat kamu tentang cerpen tersebut dengan realita kehidupan sekarang!

Note:
1. Jawaban dikirim lewat email ke bimanggara@gmail.com
2. Silahkan unduh cerpen di sini atau di sini

Panduan Belajar Mid Semester 2

  1. karya ilmiah
  2. laporan penelitian
  3. cerpen
  4. kalimat baku dan tidak baku
  5. biografi
  6. meringkas buku
  7. berdiskusi

KARYA ILMIAH

I. PENULISAN KARYA ILMIAH
Definisi Penulisan Karya Ilmiah :
Penulisan adalah cara menulis, Karya adalah suatu hasil kreatifitas, dan Ilmiah adalah logis (masuk akal manusia)
Pengetahuan :Sesuatu yang diketahui manusia
Ilmu Pengetahuan: Pengetahuan yang diperoleh melalui suatu cara yaitu metode ilmiah.
Metode Ilmiah suatu cara untuk mencari ilmu pengetahuan yang dimulai dari penentuan masalah, pengumpulan data yang relevan, analisis data dan interpretasi temuan, diakhiri dengan penarikan kesimpulan.


Kriteria ilmiah :
• Perumusan masalah jelas, variabel yang akan diteliti tampak
• Jawaban permasalahan harus didukung dengan data
• Kesimpulan dapat di uji oleh siapapun
• Hanya digunakan untuk meneliti hal yang bersifat empiris
Sikap-sikap lain.
1. Kompeten
2. Objektif
3. Jujur
4. Faktual
5. Terbuka

II. Manfaat Penelitian :
• Manfaat Praktis, yaitu memecahkan masalah kehidupan sehari.
• Manfaat Teoritis, yaitu menyumbang ilmu pengetahuan baru.

b.Fungsi Penelitian :
1. Penelitian Penjajagan = Eksploratif (menemukan sesuatu yang belum pernah ada).
2. Penelitian Pengujian = verifikatif.
3. Penelitian Pengembangan , Pengembangan dari peneliti yang sudah pernah diteliti.

c.Jenis-jenis Penelitian :
1. Penelitian Teoritik dilaksanakan pada ilmu dasar seperti Matematika
2. Penelitian Eksperimental digunakan untuk Ilmu terapan seperti Pertanian, Teknik
3. Penelitian Rekayasa dikembangkan untuk Suatu alat/produk lain
4. Penelitian Kualitatif umumnya digunakan untuk Ilmu sosial Urgensi arti penelitian dalam setiap Aspek pembangunan ?


Tahap Pelaksanaan.
1. Pengumpulan Data
2. Pengolahan Data
3. Analisis Data
4. Penafsiran Hasil Analisis Data

Tahap Pembuatan Laporan Penelitian Ada 3 golongan pembaca laporan penelitian, yaitu :
1. Kalangan Akademisi
2. Sponsor Penelitian
3. Masyarakata Umum (biasanya dalam bentuk ringkasan)


Bentuk dan isi laporan penelitaian
Bentuk dan isi laporan penelitian harus disesuaikan dengan tingkat pengetahuan dan pengalaman pembaca.
Hal-hal yg. Harus diperhatikan :
* Keseluruhan proses dan pengalaman penelitian ditulis dalam bentuk essay (cerita).
* Penelitian harus disesuaikan dengan pengetahuan golongan pembaca.
* Laporan diperinci, bab dan sub bab dengan judul yang tepat dan jelas sehingga memudahkan pembaca dalam mencari bagian tertentu.

III. MASALAH DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Masalah Penelitian Masalah Penelitian merupakan mata rantai pertama dalam proses penelitian, tetapi tidak semua masalah dapat digunakan sebagai objek penelitian. Sumber-sumber masalah penelitian :
a. Diri Sendiri, misal : Pengalaman pribadi.
b. Orang lain.
c. Sumber-sumber lain, misal : karya-karya ilmiah (skripsi, tesis dll.).

CONT…
Dua sudut tinjauan dalam pemilihan Masalah :
• Masalah itu sendiri. Masalah yang dipilih harus Penting dan Menarik.
• Diri Peneliti Berhubungan dengan kemampuan peneliti dalam bidang
* Akademik
* Waktu
* Biaya

V. POPULASI DAN SAMPEL
• Populasi Populasi adalah kumpulan dari seluruh individu yang mempunyai kesamaan tertentu sesuai dengan rumusan penelitian.
• Sampel Sampel adalah bagian dari suatu populasi.


Sampel yang representatif dapat meningkatkan Kevaliditasan suatu sampel mencakup dua hal :
1. Ukuran sampel, besaran sampel tidak boleh kurang dari 10% besarnya sampel minimum.
2. Ketepatan inferensia, berhubungan dengan Kecermatan peneliti memasukan seluruh unsur karakteristik populasi kedalam sampel.
Populasi dan sampel merupakan elemen penting dalam Suatu penelitian.
Penelitian yang banyak menggunakan populasi dan Sampel adalah penelitian sosial.



VI. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Pengertian Data ? Sekumpulan huruf, angka, elemen yang belum diolah dan belum mempunyai arti.
Informasi ? Adalah data yang sudah diolah.
A. Sumber-sumber Data :
1. Manusia.
2. Kinerja.
3. Dokumen.
4. Lingkungan objek penelitian.


B. Jenis-jenis Data.
1. Menurut Sifatnya:
1.1. Data Kualitatif, yaitu data yang tidak berbentuk angka, tetapi berupa serangkaian informasi berupa fakta-fakta verbal.
1.2. Data Kuantitatif, yaitu data statistik yang berbentuk angka.


2. Menurut Sumbernya.
2.1. Data Internal, yaitu data yang meng- gambarkan keadaan, kegiatan didalam suatu organisasi. ex: data jumlah karyawan, data keuangan, dll.
2.2. Data Eksternal, yaitu data yang menggambar kegiatan diluar suatu organisasi/perusahaan. ex: daya beli masyarakat, harga bahan baku, dll.

3. Menurut Cara Memperoleh.
3.1. Data Primer, yaitu data yang di kumpulkan dan di olah sendiri oleh seseorang atau organisasi langsung dari objeknya.
3.2. Data Skunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi, sudah jadi, sudah diolah orang lain (sudah dalam bentuk informasi).

4. Menurut Waktu Pengumpulannya.
4.1. Data Cross Section, dikumpulkan pada suatu waktu tertentu.
4.2. Data Berkala, dikumpulkan dari suatu waktu tertentu.

C. Metode Pengumpulan Data
1. Pengumpulan Data Primer dikelompok- kan menjadi tiga :
1.1. Metode Pengamatan langsung.
1.2. Metode Wawancara menggunakan daftar pertanyaan.
1.3. Metode Khusus.

2. Pengumpulan Data Skunder:
* Melalui dokumen-dokumen yang sudah ada terutama diperpustakaan setiap instansi/organisasi.

VII. LAPORAN PENELITIAN
Laporan Penelitian merupakan langkah terakhir dari serangkaian kegiatan penelitian, dapat berbentuk laporan, skripsi, tesis, dll.
Jenis-jenis Laporan Penelitian :

1. Berdasarkan Tujuan.
1.1. Penyelesaian Studi.
1.2. Perlombaan.
1.3. Laporan Penelitian Khusus.

2. Berdasarkan Panjang Laporan.
2.1. Laporan Lengkap (panjang dan tebal).
2.2. Laporan Eksekutif (laporan singkat).

VIII. TEKNIK DAN ETIKA PENULISAN LAPORAN
A.Beberapa Pedoman penulisan Laporan :
1. Judul Penelitian dibuat setelah menentukan masalah.
- Harus mengacu pada masalah pokok penelitian.
- Penulisan tidak boleh terlalu panjang/pendek.
- Mengusahakan agar kalimat yang digunkan menarik.
2. Halaman abstrak diketik 1 spasi.

3. Kalimat disusun dengan Jelas dan sederhana.
4. Menghindari penggunaan istilah untuk mencegah salah faham.
5. Tata bahasa, ejaan dan sistematika penulisan dilakukan mentaati peraturan yang telah ditentukan.
6. Penomoran Bab, sub Bab, tabel, gambar ditulis secara konsisten, dipertegas dengan pengetikan huruf tebal.
7. Nomor halaman dengan kepala bab diketik di bawah kertas.
8. Catatan kaki (footnote) digunakan bila perlu.

Konjungsi (Kata Sambung)

I. Konjungsi (Kata Sambung)
Konjungsi adalah kata tugas yang menghubungkan dua klausa atau lebih.
Konjungsi disebut juga dengan istilah kata sambung, kata hubung, dan kata penghubung.

Ket: Klausa dalam tata bahasa, adalah sekumpulan kata yang terdiri dari subjek dan predikat Bahasa bersubyek nol. Sebuah kalimat paling sederhana terdiri dari satu klausa sedangkan kalimat yang lebih rumit dapat terdiri dari beberapa klausa dan satu klausa dapat juga terdiri dari beberapa klausa. walau dalam beberapa bahasa dan beberapa jenis klausa, subjek dari klausa mungkin tidak tampak secara eksplisit dan hal ini khususnya umum dalam

Klausa sering kali di kontraskan dengan frasa. Sebuah kumpulan kata dikatakan sebagai klausa apabila ia mempunyai Kata kerja finit dan subyeknya sementara sebuah frasa berisi kata kerja finit namun tanpa subyeknya Frasa kata kerja, atau tidak berisi kata kerja. Sebagai contoh kalimat "Aku tidak tahu kalau kau membuat lukisan itu", "kau membuat lukisan itu" adalah klausa dan sebuah kalimat benuh sedangkan "lukisan itu" dan "membuat lukisan itu" adalah sebuah frasa. Ahli Bahasa masa kini tidak membuat perbedaan seperti itu, mereka menerima ide akan klausa non-finit, klausa yang di atur disekitar kata kerja non-finit.


Jenis-jenis konjungsi:
1. Konjungsi antarklausa, dibagi menjadi 3 jenis yaitu:
a. Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang memiliki status sintaksis yang sama. ( =konjungsi setara )
Macam-macam:
- dan (menyatakan penambahan)
- tetapi ( menyatakan perlawanan)
- atau ( menyatakan pemilihan )


b. Konjungsi subordinatif yaitu konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang memiliki status sintaksis yang tidak sama. (=konjungsi bertingkat )
Macam-macamnya:
- sesudah, setelah, sebelum, sehabis, sejak, selesai, ketika, tatkala, sewaktu, sementara, sambil, seraya, selagi, selama, hingga, sampai (menyatakan waktu).
- Jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala ( menyatakan syarat ).
- Andaikan, seandainya, andaikata, umpamanya, sekiranya ( menyatakan pengandaian ).
- agar, supaya, biar ( menyatakan tujuan )
- biarpun, meskipun, sekalipun, walaupun, sungguhpun, kendatipun ( menyatakan konsesif ).
- seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana ( menyatakan pemiripan ).
- sebab, karena, oleh karena ( menyatakan sebab )
- hingga, sehingga, sampai(-sampai), maka(nya) ( menyatakan akibat ).
- bahwa ( menyatakan penjelasan ).

c. Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa dan kedua unsure itu memiliki status sintaksis yang sama.
Konjungsi korelatif terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frasa, atau klausa yang dihubungkan.

Macam-macamnya:
- baik … maupun …
- tidak hanya …, tetapi ( …) juga …
- bukan hanya …, melainkan …
- (se)demikian (rupa) … sehingga…
- apa(kah) … atau …
- entah … entah …
- jangankan …, …pun …

Perhatikan contoh berikut!
1. Baik Andi maupun Toni ingin kursus piano.
2. Tidak hanya kehilangan rumah, tetapi ia juga kehilangan seluruh keluarganya.
3. Kakaknya belajar demikian tekun, sehingga ia dapat peringkat pertama.
4. Entah ditanggapi entah tidak, ia akan mengajukan usul itu.
5. Jangankan teriak, berbicara pun suaranya tidak bias keluar.


2. Konjungsi Antarkalimat yaitu konjungsi yang menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain.
Oleh karena itu, konjungsi ini selalu memulai satu kalimat yang baru dan huruf pertamanya ditulis dengan huruf capital.

Macam-macamnya:
- biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu, sungguhpun demikian/begitu, walaupun demikian/begitu, meskipun demikian/begitu ( menyatakan kesediaan untuk melakukan sesuatu )
- kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya, tambahan pula, lagi pula, selain itu ( menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar hal yang telah dinyatakan sebelumnya ).
- sebaliknya ( menyatakan kebalikan dari pernyataan sebelumnya ).
- sesungguhnya, bahwasannya ( menyatakan keadaan yang sebenarnaya ).
- malahan, bahkan ( menyatakan menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya).
- akan tetapi, namun, kecuali itu ( menyatakan pertentangan dengan keadaan sebelumnya ).
- dengan demikian ( menyatakan konsekuensi )
- oleh karena itu, oleh sebab itu ( menyatakan akibat )
- sebelum itu ( menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya )

3. Konjungsi Antarparagraf yaitu konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan paragraf tempat konjungsi itu dipakai dengan paragraf sebelumnya.
Konjungsi antarparagraf pada umumnya terletak pada awal paragraf.
Macam-macamnya:
- adapun
- akan hal
- mengenal
- dalam pada itu

Selain keempat konjungsi antarparagraf tersebut terdapat juga konjungsi antarparagraf berikut:
- alkisah
- arkian
- sebermula
- syahdan



II. Konjungsi (Kata Hubung)
Kata hubung atau konjungsi adalah kata yang berfungsi menghubungkan
dua kata atau dua kalimat.
Macam-macam konjungsi:
a). Konjungsi penambahan, misalnya: dan, dan lagi, tambahan lagi, lagi
pula.
b). Konjungsi urutan, misalnya: lalu, lantas, kemudian, setelah itu.
c). Konjungsi pilihan, misalnya: atau
d). Konjungsi perlawanan, misalnya: tetapi, sedangkan, namun, sebaliknya,
padahal.
e). Konjungsi menyatakan waktu, misalnya: ketika, sejak, saat, dan
lain-lain
f). Konjungsi sebab-akibat, misalnya: sebab, karena, karena itu, akibatnya
dan lain-lain
g). Konjungsi persyaratan, misalnya: asalkan, jikalau, kalau, dan lain-lain
h). Konjungsi pengandaian, misalnya: andaikata, andaikan, seandainya,
seumpamanya.
i). Konjungsi harapan/tujuan, misalnya: agar, supaya, hingga.
180 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
j). Konjungsi perluasan, misalnya: yang
k). Konjungsi pengantar objek, misalnya: bahwa
l). Konjungsi penegasan, misalnya: bahkan dan malahan
m). Konjungsi pengantar wacana, misalnya: adapun, maka, jadi.